twitter
rss




Anak-anak PAUD Cahaya Permata Abadi sedang mempersiapkan pentas drama "Bawang Merah Bawang Putih Kids Jaman Now" yang akan digelar pada perayaan HUT PAUD Cahaya Permata Abadi, yaitu pada hari sabtu, 5 Mei 2018.
Para pemain "Bawang Merah Bawang Putih Kids Jaman Now" dilatih langsung oleh pak Fuad dari Dewan Kesenian Kota Batu. Pemeran Bawang Putih adalah Kaila Syifa Azra Salsabila (atau biasa dipangggil Cilla), Bawang Merah diperankan oleh Raeesa Nova Az Zahra (Raeesa), Ibu Bawang Merah diperankan Afreya Selma Karami (Afreya), untuk pemeran Nenek dipercayakan kepada Aurynia Khanza Zivana El Keiswa (Khanza), sedangkan narator akan dibawakan oleh  Levie Tya Wijaya (Levie).



Jadi nggak sabar nih ingin melihat penampilan  mereka pada hari sabtu, 5 Mei 2018 jam 8 pagi di Club Kota Bunga Kota Wisata Batu.



SINOPSIS

Jaman dahulu kala, eittss.. Jaman Now... ada sebuah keluarga kecil yang tinggal di suatu kota. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak perempuan yang cantik jelita. Anak yang cantik itu bernama Bawang Putih. Ayah Bawang Putih berprofesi sebagai seorang pengusaha. Keluarga mereka begitu harmonis dan bahagia.

Pada suatu ketika Ibu Bawang Putih sakit keras hingga akhirnya meninggal dunia. Bawang Putih dan ayahnya begitu sedih dengan adanya kejadian tersebut.

Singkat cerita Ayah Bawang Putih menikah lagi dengan seorang janda di dekat rumahnya yang memiliki satu anak bernama Bawang Merah. Ayah berpikir dengan menikah lagi maka Bawang Putih akan ada yang merawatnya, karena ayahnya seorang pengusaha sukses yang sibuk dan jarang di rumah.

Di awal pernikahan Ayah Bawang Putih dan Ibu Bawang Merah, semua terlihat baik-baik saja. Mereka seperti keluarga bahagia. Hingga suatu ketika Ayah Bawang Putih kecelakaan dan meninggal dunia. Kabar kematian Ayahnya tentu saja membuat Bawang Putih bersedih, karena sekarang Bawang Putih menjadi yatim piatu.

Setelah Ayahnya meninggal, Bawang Putih mulai diperlakukan dengan tidak baik oleh Bawang Merah dan Ibunya. Harta yang banyak peninggalan Ayah Bawang Putih menjadi penyebabnya. Ibu Bawang Merah menginginkan harta itu tanpa boleh dinikmati oleh Bawang Putih. Makanya Bawang Merah dan Ibunya berupaya agar Bawang Putih tidak betah tinggal di rumah dan pergi meninggalkan mereka. Bawang Merah dan Ibunya selalu menyuruh Bawang Putih melakukan semua pekerjaan. Mulai dari mencuci, bersih-bersih rumah dan menyiapkan makanan, tanpa dibantu oleh Ibu Bawang Merah. Apalagi Bawang Merah. Dia cuma asyik bermain.

Meskipun Bawang Putih sering diperlakukan tidak baik oleh Bawang Merah dan Ibunya, tapi Bawang Putih selalu dihibur oleh sahabat-sahabatnya yang selalu mengajak menari dikala bersedih.

Diam-diam Ibu Bawang Merah merencanakan niat jahatnya untuk meninggalkan Bawang Putih di pasar sendiri, dan berharap Bawang Putih hilang karena tidak mengetahui jalan pulang. Ibu Bawang Merah bersama Bawang Merah mengajak Bawang Putih berbelanja di pasar. Sesampainya di pasar Bawang Putih disuruh membeli telur oleh Ibu Bawang Merah, sedangkan Bawang Merah dan Ibunya pura-pura membeli sayur. Ketika Bawang Putih membeli telur, Ibu Bawang Merah mengajak Bawang Merah meninggalkan Bawang Putih.

Bawang Putih menjadi sedih setelah mengetahui bahwa dia ditinggalkan Bawang Merah dan Ibunya di pasar. Bawang Putih tidak tahu jalan pulang. Beruntung Bawang Putih bertemu dengan seorang Nenek yang awalnya meminta telur kepada Bawang Putih. Nenek tersebut mengajak Bawang Putih menginap di rumahnya. 

Bawang Putih mengikuti Nenek pulang ke rumahnya. Nenek itu tinggal di sebuah gubuk. Selama tinggal di rumah Nenek, Bawang Putih sangat rajin membantu Nenek. Sehingga Nenek sangat senang. Setelah seminggu Bawang Putih menginap di rumah Nenek, Bawang Putih dikejutkan dengan keinginan Nenek mengantarkan Bawang Putih pulang. Mendengar itu tentu saja membuat Bawang Putih senang. 

Sebelum pulang Nenek juga memberikan hadiah tas kecil, yang ternyata setelah dibuka berisi emas batangan.

Bawang Putih menceritakan semuanya kepada Bawang Merah dan Ibunya. Mengetahui Bawang Putih mendapat hadiah emas dari seorang Nenek-Nenek, maka Bawang Merah dan Ibunya menjadi iri. Ibu Bawang Merah menyuruh Bawang Merah mencari Nenek-Nenek di pasar dan memberinya telur. “Besok kamu ibu antar ke pasar beli telur, kemudian kamu ibu tinggal. Kamu cari nenek-nenek itu dan kamu kasih telurnya semua, biar kamu dapat emasnya lebih banyak dari Bawang Putih. Coba kamu bayangkan?! Bawang Putih memberi satu butir telur, dan diberi nenek itu sepuluh emas batangan. Kalo kamu beri 10 butir telur, berarti kamu dapat seratus emas batangan. Wah… kita bisa kaya raya!!!” ucap Ibu Bawang Merah.

Apa yang direncakan Ibu Bawang Merah berhasil. Bawang Merah sudah bertemu dan menginap di rumah Nenek. Namun berbeda dengan Bawang Putih, selama tinggal di rumah Nenek, Bawang Putih sangat malas membantu Nenek. Ketika Nenek sedang mencuci pakaian, Bawang Merah hanya duduk menemaninya sambil main game di handphone.

Setelah seminggu Bawang Merah menginap di rumah Nenek, Akhirnya Nenek mengantarkan Bawang Putih pulang dan memberi tas koper sebagai hadiahnya. Bawang Merah dan Ibunya sangat senang mendapat hadiah yang lebih besar daripada yang diterima Bawang Putih. Mereka sudah tidak sabar untuk membuka tas koper hadiah dari Nenek itu. 

Setelah tas kopernya dibuka, alangkah terkejutnya Bawang Merah dan Ibunya. Ternyata tas itu bukan berisi emas batangan, melainkan dua ekor ular berbisa. Kedua ular itu langsung mematuk Bawang Merah dan Ibunya.

Bawang Putih yang mendengar teriakan minta tolong Bawang Merah dan Ibunya, segera menghampiri dan berusaha menolong. Saat Bawang Putih masuk, dia melihat Bawang Merah dan Ibunya pingsan. Bawang Putih segera mengambil air, kemudian membangunkan Bawang Merah dan Ibunya.

Setelah mereka sadar, ular yang mematuk Bawang Merah dan Ibunya menghilang. Bawang Merah dan Bawang Putih pun seperti orang yang lupa dan berubah menjadi baik. Akhirnya Bawang Putih, Bawang Merah, dan Ibunya hidup bahagia bersama selamanya.

0 komentar:

Posting Komentar